Sabtu, 25 Februari 2017

Tukar Cincin Bentuk Cinta....?

Entah mengapa sejak "kegagalan itu" saya jadi agak-agak sensitif klo ditanya tentang; hubungan yang serius, tunangan/lamaran, tukar cincin dan pernikahan. Bukannya gak mau nikah atau merasa kapok untuk menjalin sebuah hubungan yang "serius", tapi sepertinya hati masih hancur setelah "hubungan serius" yang saya bina selama kurang lebih 4 tahun lamanya berakhir sia-sia gitu aja hanya karena sebuah CINCIN. Mungkin itu sebabnya, sejak "kegagalan itu" saya mulai mencari-cari artikel tentang sebuah tradisi yang nampaknya sudah menjadi syarat utama bagi sebuah label "hubungan yang serius". Untuk itu saya merangkum tulisan ini, semoga bisa jadi bahan renungan bagi pasangan (khususnya mereka yang 'muslim') yang saat ini tengah berjuang untuk mendapatkan label 'hubungan yang serius'. Saya rangkum dari beberapa artikel yang sempat saya baca (entah dimana dan kapan waktunya)..Semoga dengan artikel ini, gak ada lagi deh hubungan yang gagal hanya karena sebuah CINCIN.

Di masyarakat Indonesia masih banyak yang berpikir bahwa tukar cincin itu sebagai bentuk cinta dan keseriusan terhadap sang wanita.Mungkin banyak lelaki yang akan berkata 'nanti dulu,,cintaku jauh lebih berharga dari hanya sepasang harga cincin tunangan itu'.
Para ulama menjelaskan bahwa di antara kebiasaan yang menyimpang dari syariat Islam adalah adanya tradisi tukar cincin sebelum calon mempelai masuk ke jenjang pernikahan.
Adapun alasan yang menunjukkan larangan hal ini adalah:
Tradisi tukar cincin, pada asalnya, merupakan warisan dari orang nasrani. Merekalah yang pertama kali membuat tradisi ini. Ketika melakukan pernikahan, sang lelaki meletakkan cincin di jempol tangan kiri perempuan, dengan mengatakan, “Dengan nama tuhan bapa,” kemudian dipindah ke telunjuk, sambil mengatakan, “Tuhan anak,” lalu dipindah ke jari tengah, dengan mengatakan, “Ruh kudus,” selanjutnya dipindah ke jari manis, sambil mengatakan, “Amin.” Kisah tentang tradisi ini disebutkan oleh Syekh Al-Albani dalam Adab Az-Zifaf.
Sementara itu, kaum muslimin dilarang mengikuti kebiasaan dan tradisi orang2 kafir. Rosulullah bersabda, “Barang siapa yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut.” (HR. Abu Daud, Baihaqi, dan Ibnu Abi Syaibah)
Sebagian orang meyakini bahwa tukar cincin bisa melanggengkan hubungan suami-istri, sehingga masing-masing berusaha mempertahankan cincinnya, jangan sampai hilang, sekalipun masuk ke sumur harus diambil, meskipun bisa merenggut nyawa, jika cincin ini sampai hilang bisa mengancam keutuhan hubungan keduanya, dan seterusnya, maka keadaannya semakin parah dan dosanya lebih besar. Dengan menambahkan keyakinan seperti itu, berarti seseorang telah mengambil sebuah sebab yang pada asalnya bukanlah sebab. TIDAK TERDAPAT SATUPUN DALIL yang menunjukkan bahwa tukar cincin bisa menjadi sebab keutuhan rumah tangga.
Bahkan ada pendapat yg menyatakan bahwa pelaksanaan seremonial tukar cincin ini dianggap sebagai bentuk syirik (karena menjadikan cincin sebagai pengikat cinta dan bukan didasarkan pada Allah). Naudzubillah

1 komentar:

  1. Gambling in Connecticut (2021) - DRMCD
    Here's a look 울산광역 출장마사지 at the 밀양 출장안마 10 best 원주 출장안마 places for 이천 출장안마 gambling in Connecticut. The state also has three 통영 출장안마 other gambling areas, the state's Premier Gaming Commission,

    BalasHapus