Sabtu, 25 Februari 2017

Kaulah Puisi

Engkau hanya sedikit menulis puisi untukku,
Jika tak ingin dikatakan tak pernah..
Tetapi setelah ku amati,,
Senyummu adalah puisi.
Tatapanmu adalah puisi.
Bahkan suaramu adalah puisi terindah yg pernah kudengar.

            Kau memang bukan yang pertama bagiku,
            seperti juga diriku,,bukan yang pertama bagimu..
            Namun apalah arti yang pertama..?
            Jika bukanlah yang utama,,
            Apalah arti yang pertama..?
            Jika bukan untuk slamanya..

Kaulah puisiku.
Puisi terakhir dalam hidupku,,,

dan selamanya ‘kan tetap menjadi yang utama….

Mengertilah...


Ketahuilah,,,

Di satu masa pernah ada seorang pria yg datang untuk melamar anak gadismu. Seorang pria yg dengan segala ketulusan hatinya meminang putrimu, mengajak anak gadismu untuk melengkapi separuh agamanya. Yang nyata mencintai putri kecilmu,,dgn penuh kesadaran mensyukuri segala kebaikan yg ada pada anakmu dan ikhlas menerima segala kekurangannya.

Ketahuilah,,dia bukan ingin mengambil putri kecilmu. Dia ingin memindahkan tanggung jawab atas putrimu-tak lagi di pundakmu. Pria ini yg kelak akan menanggung hidup-mati putri kesayanganmu, segala dosa putrimu akan ditanggung olehnya kelak, namun ganjaran pahala takkan dibagi kepadanya.

Pria ini dengan segala keterbatasan yg dimilikinya, akan selalu berusaha agar putrimu bahagia.

Usah kau cemaskan kesanggupannya, kelak Allah Azza wa Jalla yang 'kan mencukupinya. Usah kau ragukan ketulusannya, Allah Subhanahu wa Ta'ala yg akan meminta pertanggung-jawabannya di akhirat kelak.

Tukar Cincin Bentuk Cinta....?

Entah mengapa sejak "kegagalan itu" saya jadi agak-agak sensitif klo ditanya tentang; hubungan yang serius, tunangan/lamaran, tukar cincin dan pernikahan. Bukannya gak mau nikah atau merasa kapok untuk menjalin sebuah hubungan yang "serius", tapi sepertinya hati masih hancur setelah "hubungan serius" yang saya bina selama kurang lebih 4 tahun lamanya berakhir sia-sia gitu aja hanya karena sebuah CINCIN. Mungkin itu sebabnya, sejak "kegagalan itu" saya mulai mencari-cari artikel tentang sebuah tradisi yang nampaknya sudah menjadi syarat utama bagi sebuah label "hubungan yang serius". Untuk itu saya merangkum tulisan ini, semoga bisa jadi bahan renungan bagi pasangan (khususnya mereka yang 'muslim') yang saat ini tengah berjuang untuk mendapatkan label 'hubungan yang serius'. Saya rangkum dari beberapa artikel yang sempat saya baca (entah dimana dan kapan waktunya)..Semoga dengan artikel ini, gak ada lagi deh hubungan yang gagal hanya karena sebuah CINCIN.

Di masyarakat Indonesia masih banyak yang berpikir bahwa tukar cincin itu sebagai bentuk cinta dan keseriusan terhadap sang wanita.Mungkin banyak lelaki yang akan berkata 'nanti dulu,,cintaku jauh lebih berharga dari hanya sepasang harga cincin tunangan itu'.
Para ulama menjelaskan bahwa di antara kebiasaan yang menyimpang dari syariat Islam adalah adanya tradisi tukar cincin sebelum calon mempelai masuk ke jenjang pernikahan.
Adapun alasan yang menunjukkan larangan hal ini adalah:
Tradisi tukar cincin, pada asalnya, merupakan warisan dari orang nasrani. Merekalah yang pertama kali membuat tradisi ini. Ketika melakukan pernikahan, sang lelaki meletakkan cincin di jempol tangan kiri perempuan, dengan mengatakan, “Dengan nama tuhan bapa,” kemudian dipindah ke telunjuk, sambil mengatakan, “Tuhan anak,” lalu dipindah ke jari tengah, dengan mengatakan, “Ruh kudus,” selanjutnya dipindah ke jari manis, sambil mengatakan, “Amin.” Kisah tentang tradisi ini disebutkan oleh Syekh Al-Albani dalam Adab Az-Zifaf.
Sementara itu, kaum muslimin dilarang mengikuti kebiasaan dan tradisi orang2 kafir. Rosulullah bersabda, “Barang siapa yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut.” (HR. Abu Daud, Baihaqi, dan Ibnu Abi Syaibah)
Sebagian orang meyakini bahwa tukar cincin bisa melanggengkan hubungan suami-istri, sehingga masing-masing berusaha mempertahankan cincinnya, jangan sampai hilang, sekalipun masuk ke sumur harus diambil, meskipun bisa merenggut nyawa, jika cincin ini sampai hilang bisa mengancam keutuhan hubungan keduanya, dan seterusnya, maka keadaannya semakin parah dan dosanya lebih besar. Dengan menambahkan keyakinan seperti itu, berarti seseorang telah mengambil sebuah sebab yang pada asalnya bukanlah sebab. TIDAK TERDAPAT SATUPUN DALIL yang menunjukkan bahwa tukar cincin bisa menjadi sebab keutuhan rumah tangga.
Bahkan ada pendapat yg menyatakan bahwa pelaksanaan seremonial tukar cincin ini dianggap sebagai bentuk syirik (karena menjadikan cincin sebagai pengikat cinta dan bukan didasarkan pada Allah). Naudzubillah

Jumat, 24 Februari 2017

Bukan Tunangan, Tapi Khitbah...

Tunangan?? Bukan,,,aku mau meng-khitbah kamu.
Dalam syariat Islam, proses menuju gerbang pernikahan adalah dengan khithbah. Makna khithbah atau meminang adalah meminta seorang wanita untuk dinikahi kepada walinya dengan cara yang dikenal di tengah masyarakat. Hakikatnya, ketika berniat untuk menikahi seorang gadis, maka gadis itu tergantung dari ayahnya. Ayahnyalah yang menerima pinangan itu atau tidak, dan ayahnya pula yang nantinya akan menikahkan anak gadisnya itu dengan calon suaminya. Hak untuk menikahkan anak gadis terdapat pada ayahnya, sehingga tidak dibenarkan seorang gadis menerima ajakan menikah dari siapapun tanpa sepengetahuan ayahnya..
Khitbah adalah muqaddimah dari sebuah pernikahan. Sebuah tindakan yang telah disyari’atkan Allah SWT sebelum dilakukan pengikatan aqad nikah agar masing-masing pihak bisa mengenal satu sama lain. Dengan berbagai pertimbangan, Islam menganjurkan untuk merahasiakan peminangan dan hanya boleh dibicarakan dalam batas keluarga saja, tanpa mengadakan upacara tabuhan genderang dan lain-lain dalam bentuk keramaian. Dari Amir bin Abdilah bin az-Zubair dari ayahnya radhiyallāhu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Umumkanlah pernikahan,” (HR. Ahmad).
Meminang itu akan mengungkap keadaan, sikap wanita itu dan keluarganya. Dimana kecocokan dua unsur ini dituntut sebelum akad nikah, dan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang menikahi seorang wanita kecuali dengan izin wanita tersebut, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata: telah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Tidak dinikahi seorang janda kecuali sampai dia minta dan tidak dinikahi seorang gadis sampai dia mengijinkan (sesuai kemauannya), Mereka bertanya “Ya Rasulullah, bagaimana ijinnya ? Beliau menjawab, Jika dia diam"..

"Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya” (QS Al-Baqarah : 232)
Jadi nanti klo aku dateng nemuin walimu, jawabmu cukup "diam" atau menganggukkan kepala saja ya.. hhehhee

Pinangan (meminang/melamar) atau khitbah dalam bahasa Arab, merupakan pintu gerbang menuju pernikahan.Khitbah menurut bahasa, adat dan syara, bukanlah perkawinan. Ia hanya merupakan MUKADDIMAH (pendahuluan) bagi  perkawinan  dan pengantar  kesana. Khitbah merupakan proses meminta persetujuan pihak wanita untuk menjadi istri dari pihak lelaki atau permohonan laki-laki terhadap wanita untuk dijadikan bakal/calon istri. (lihat Al Mausu'ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah, 19/190)
Pinangan yang kemudian berlanjut dangan “pertunangan” yang kita temukan dalam masyarakat saat ini hanyalah merupakan budaya atau tradisi saja yang intinya adalah khitbah itu sendiri, walaupun disertai dengan ritual-ritual seperti tukar cincin, selamatan dll. Ada satu hal penting yang perlu kita catat, anggapan masyarakat bahwa pertunangan itu adalah tanda pasti menuju pernikahan, hingga mereka mengira dengan melaksanakan ritual itu, mereka sudah menjadi mahram, adalah KELIRU..
Khitbah, meski bagaimanapun dilakukan berbagai upacara, hal itu  tak  lebih  hanya  untuk  menguatkan dan memantapkannya saja. Dan khitbah bagaimanapun keadaannya tidak akan  dapat memberikan hak apa-apa kepada si peminang melainkan hanya dapat menghalangi lelaki lain untuk meminangnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits: "…Tidak boleh salah seorang diantara kamu meminang pinangan saudaranya..."(Muttafaqun  'alaih)
Dari hadits diatas, maka jelas diketahui bahwa khitbah/pertunangan dikenal dalam Islam. Dan  mengenai satus hukumnya, mayoritas ulama' mengatakan bahwa tunangan hukumnya mubah. (Al Mausu'ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah,19/190).
Namun sebagian ulama' cenderung memandang bahwa tunangan itu hukumnya sunah, dalam mazhab syafi'i telah pasti diketahui bahwa tunangan dihukumi sebagai sebuah perkaramustahab (disukai). (Nihayatul Muhtaj,6/198).
Hal ini dengan alasan bahwa AKAD NIKAH adalah PERJANJIAN LUAR BIASA,,bukan seperti akad-akad yang lain, sehingga disunahkan didahului khitbah sebagai periode penyesuaian kedua mempelai dan masa persiapan untuk menuju mahligai rumah tangga.

Namun masa khitbah bukan lagi saat untuk memilih. Mengkhitbah sudah jadi komitmen untuk meneruskannya ke jenjang pernikahan. Jadi shalat istikharah sebaiknya dilakukan sebelum khitbah. Khitbah dilaksanakan saat keyakinan sudah bulat, masing-masing keluarga juga sudah saling mengenal dan dekat, sehingga peluang untuk dibatalkan akan sangat kecil, kecuali ada takdir Allah yang menghendaki lain.
ANDA sudah menempuh jalan khitbah? Apakah sudah diterima? Jika ya, maka ada kurun waktu bagi Anda untuk mempersiapkan diri menikahi perempuan yang telah Anda pinang. Menurut Muhammad Thalib (2002: 69), kurun waktu khitbah adalah rentang waktu antara diterimanya khithbah (akad khitbah) hingga dilangsungkannya pernikahan (akad nikah).
Itu berarti kurun waktu khitbah merupakan masa berbenah untuk mempersiapkan pernikahan. Mengingat, untuk melakukan proses penghalalan itu membutuhkan tenaga ekstra dan mengeluarkan biaya. Perlu ada waktu pula untuk calon suami istri untuk mengubah kepribadian diri menjadi lebih baik lagi.
Lantas, berapa lama kurun waktu dalam menempuh khitbah?
Tidak ada ketentuan khusus yang menerangkan berapa lama untuk melangsungkan pernikahan setelah adanya proses khitbah. Baik itu satu hari, satu minggu, satu bulan bahkan satu tahun pun, itu tidak masalah.
Hanya saja, Islam menganjurkan agar tidak menunda hal yang baik dalam jangka waktu yang lama. Sebab, kebaikan itu harus segera dilaksanakan, agar nilai ibadah itu akan dapat kita rasakan secepatnya. Selain itu, ketika waktu menunda cukup lama, maka akan semakin banyak godaan yang bisa saja membuat diri kita terjerumus pada lubang kesalahan.

Oleh sebab itu, Rasulullah ﷺ mengingatkan, “Bersegeralah beramal sebelum datang berbagai fitnah laksana potongan-potongan malam yang gelap. (Saat itu) di pagi harinya seseorang beriman tetapi di sore harinya ia menjadi kafir. Di sore hari seseorang beriman tapi di pagi harinya ia kafir. Ia menjual agamannya dengan harta dunia.” (HR. Muslim dan Abu Hurairah).
Jadi udah tau kan kenapa dulu saya minta pernikahan kita disegerakan.? Bukan karena udah "ngebet", sama sekali bukan karena itu. Tapi karena saya ingin menyegerakan sunnah Rosulku, menyegerakan kebaikan (insha Allah).

Wallahu a’lam bis Shawwab..
<dikutip dari berbagai sumber>

Kamis, 23 Februari 2017

Untukmu, ntan..

Dear Mantan,,

Ga usah dibaca kalo ga mau kamu baca dan renungkan....
Aku tau, kamu sebenarnya sungguh menghargai usaha yang aku lakukan. Dan yang kamu harus tau, aku selalu bersungguh-sungguh untuk orang yang aku sayangi.
Hanya saja aku butuh senyum kamu ketika aku merasa lelah dan hampir putus asa.. Sungguh aku akan kembali tersenyum untukmu.
Semua,,hanya karena kamu...

Ya,,aku pun tahu bahwa ketika kamu hanya diam dan memperlihatkan bahwa kamu bosan, kamu ingin aku tetap sabar. Tapi aku gak mau terlihat seperti gak bisa ngertiin kamu dengan mengajukan pertanyaan "jadi maunya gimana?".
Aku diam sesaat dan berpikir apa yang bisa membuat senyum kamu kembali lagi? karena senyum kamu yang menghidupkan hidup aku, sumpah.! Semua hanya karena kamu dan demi kamu.
Aku sebenarnya gak tahu gimana perasaan kamu saat dulu aku menuliskan kata2 romantis untukmu..
Mungkin kamu pernah berangan-angan seperti teman-temanmu lainnya,,,pacaran, pulang kerja udah ada mobil yg nunggu di depan kantor untuk lanjut makan malam berdua, weekend dijemput waktunya ngemall atau hanya sekedar kongkow di cafe.  (*ya kan?).
Tapi justru karena kamu sering mengangan-angankan hal itu, aku tak ingin melakukan itu untukmu. Aku berpikir keras-memutar otak menyiapkan kejutan yang bahkan tidak terpikir di anganmu, semata hanya untuk melihat kamu tersenyum. Sungguh! Semua hanya karena kamu..
Aku cukup tau, kamu menerimaku bukan semata2 karena itu cinta buta.

Aku cukup mengerti bahwa kamu menghargai setiap usaha yang aku lakukan untuk membantumu mengerjakan tugas, ketika kamu bilang dalam kesulitan, sungguh aku akan berusaha sebisaku untuk membantumu.
Dan ketika aku datang ke rumahmu dengan hanya membawa sekotak ice cream, tanpa solusi yang kamu butuhkan, artinya aku tidak mendapatkan apa yang kamu cari dan yang ada dipikiran aku saat itu hanyalah bahwa usaha terakhir yang bisa aku lakukan hanyalah menemanimu, hingga tugas itu selesai. Meyakinkan bahwa kamu gak lupa makan dan gak perlu pusing sendiri memikirkan tugas itu, aku sungguh khawatir pada kesehatan kamu. Sungguh,semua itu hanya karena kamu..

Aku tau, kamu kesal saat aku mengacuhkanmu karena kerjaanku yg terasa gak ada abisnya. Tapi ketika itu, ketika ada sedikit waktu, aku mencoba untuk mencari RK (Rumah Kabel-box telpon) dan menelponmu, menanyakan kabarmu, karena aku ingin tahu apakah kamu baik-baik saja. Nomor ponselmu (0812101xxxx) ada dalam daftar pertama nomor satu yang akan aku telpon sebelum aku kasih laporan kerjaan ke atasan.

Dan tahukah kamu? sebelum aku memulai pekerjaan atau disela-sela waktu kerjaku, aku sering melihat profil bbm km atau melihat foto-foto kamu hanya untuk berdoa agar hari itu aku bisa pulang lebih awal supaya bisa jemput kamu atau sekedar mampir ke rumahmu. Tak jarang selepas kerja sampai sore, aku mengobrol bersama teman-teman di kantor, membicarakan pasangan masing-masing, dan membanggakan bahwa aku memiliki pasangan terbaik di dunia. Atau membicarakan masalah pada hubungan masing2, kemudian belajar jikalau masalah mereka akan kita temui juga nanti di hubungan ini.

Kadang memang ponselku mati, namun saat ponselku aktif kembali dan tau bahwa kamu menelpon atau mengirim pesan singkat untukku, maka aku ingin segera menghentikan sejenak aktivitasku dan berlari ke pojok ruangan untuk meneleponmu. Tak peduli teman-temanku bersorak menggoda. Sungguh,,semua itu hanya karena kamu..

Akupun sadar, aku bukan bayi yang harus kamu ingatkan untuk sholat atau makan. Dan kadang aku akan bersikap tak peduli, namun ketika aku membaca pesan singkat darimu atau mendengarkan suaramu ketika mengingatkan aku untuk makan, maka pada saat itu sudah pasti aku akan tersenyum dan berterimakasih (walaupun tidak aku ucapkan), dan ketika aku membalas dengan kata-kata "iya, kamu juga ya..",
maka aku benar2 tulus mengatakannya. Sungguh, semua itu hanya karena kecintaanku padamu...

Ketika aku acuh kepadamu, maka pada saat yang sama aku sedang menyiapkan kejutan untuk dirimu. Dan ketika aku memberikan suatu barang untukmu, waktu mengantarkannya hingga pintu depan rumahmu dan pamit pada orang tuamu, maka kamu harus tau bahwa barang itu adalah tanda sayang aku kepada dirimu (walaupun barang itu terlihat biasa untukmu),,tolong tersenyumlah untukku, karena senyum itu yang menghidupkan hidupku.
Sungguh, semua itu hanya karena kamu..

Dan ketika dirimu bersedih, lalu aku melakukan hal-hal konyol, melontarkan lelucon-lelucon yang mungkin tidak lucu. Maka aku sungguh tidak bermaksud memperkeruh suasana, aku ingin melihatmu kembali tersenyum. Hanya itu.! Dan ketika dirimu melihatku dengan pandangan tidak suka, maka ketika itu aku sungguh merasa bersalah, jalan terakhir yang akan aku lakukan adalah meminta maaf. Berharap itu dapat sedikit mengurangi beban kamu. Sungguh, semua itu hanya karena kamu..

Sejujurnya aku tidak suka melihat dirimu menangis, pujaan hatiku.
Sungguh itu membuat aku bingung setengah mati. Maka tolong jangan salahkan aku, ketika aku memintamu berhenti menangis. Namun aku pasti akan mendengarkan apa yang kamu ucapkan dalam tangismu. Dan percayalah, aku akan tetap disampingmu walaupun kamu menangisi keadan ini. Akan aku antarkan dirimu pada ayah-ibumu, sebagai tanggung jawabku yang telah meminang putrinya. Dan tunggulah, maka aku akan memintamu kembali pada ayah-ibumu untuk dapat ku persunting dengan segala rasa cinta, kasih sayang dan tanggung-jawab yang kelak akan aku pertanggung-jawabkan juga kepada Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Sungguh, itu hanya karena kamu..

Bagiku, kamu tetap yang terindah..
Ketika kamu bertanya mengenai berat badanmu yang naik atau baju kamu yang mulai tidak cukup,,ketika kamu bertanya tentang ketombe di rambutmu yang bagus itu, atau luka bakar yang tak akan hilang menghiasi kulit bersihmu..Maka dalam hati aku tertawa,walau yang keluar dari mulutku mungkin sebuah cibiran atau hanya senyum pahit.
Aku akan berkata "tak apa", bukan untuk membohongimu. Tapi karena di mata aku, kamu tetap paling indah.!! Karena aku sebenarnya tidak mencari malaikat yang tanpa cela, atau bidadari yang paling cantik sedunia Sungguh aku sudah memiliki peri kecil yang selalu ada di samping aku. YA,,itu adalah KAMU.. Mengertilah, sungguh itu hanya karena kamu..

Ketika kamu berkata baik-baik saja, maka aku akan tersenyum dan berkata, "ok, kalo ada apa-apa bilang ya sayang". Karena aku tidak ingin memaksa dirimu mengatakan sesuatu yang tidak ingin kamu katakan padaku, dan tanpa kamu minta aku akan mencari cara untuk memastikan kamu benar baik-baik saja. Entah menyuruh adikku untuk bertanya padamu atau mencari tahu lewat akun medsos kamu. Karena aku berharap kamu cukup mempercayai aku untuk menceritakan semuanya.. Bukan karena aku memaksamu,,,sungguh itu semua karena kamu begitu berharga bagiku...
Dan ketika kamu membutuhkan aku, yakinlah bahwa aku akan selalu ada untukmu. Ketika kamu mengatakan "tidak usah"pun, aku akan selalu siap ada buat kamu. Karena kamu adalah orang yang aku sayangi, percayalah..!! Sungguh, semua ini hanya karena kamu..

Jika aku sudah memilih kamu maka yakinlah,,kamu adalah peri kecilku. Setidaknya itu yang aku yakini sampai hari ini... Ketika kamu (mungkin tanpa kamu sadari) menyakiti hatiku dan mengecewakanku, aku mungkin akan marah,,tapi itu hanya sesaat. Dan yang kamu harus tahu, ketika aku benar-benar telah menjatuhkan hati hanya kepadamu, maka walaupun hubungan ini berakhir, separuh hati aku sudah menjadi milikmu. Bagaimana mungkin bisa aku memberikan hati ini pada yang lain, jika dalam separuh ruang hati ini sudah terisi olehmu. Ya, kamu - gajah kecil.

Rabu, 22 Februari 2017

Kupinta Putrimu Dengan Bismillah

Ya,,,hanya dengan menyebut nama Allah SWT, aku memohon padamu untuk meminta buah hatimu. Aku bukanlah seorang pria tampan-gagah dengan materi berlimpah, aku hanyalah seorang hamba Allah yang sedang belajar untuk menjalankan perintah-Nya dan Rosul-Nya.
Jika engkau bertanya apa kepunyaanku yang akan aku berikan untuk putrimu tercinta? Sungguh Allah SWT telah menciptakan rasa kasih dan sayang pada diriku untuk putrimu, yang semoga menjadikan putrimu tentram saat hidup berdampingan denganku nanti. Cukuplah bagi kita untuk meyakini bahwa janji Allah SWT itu pasti, “Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak-cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik.” – (An-Nahl:72). Aku yakin bahwa rezeki kami dan rumah tangga kami telah diatur dan ditetapkan oleh Allah SWT.
Aku sadar bahwa untuk memulai sebuah rumah tangga tidaklah gratis, tidak pula murah. Jika engkau bertanya, mahar apa yang sanggup aku berikan untuk putrimu,? Sungguh aku meyakini bahwa tak ada satu barang-pun di dunia ini yang sebanding dengan putrimu. Demi Dzat Yang Maha Kaya lagi Maha Bijaksana, aku mohon nikahkan lah putrimu denganku, dengan mahar yang sesuai dengan kemampuan dan kerelaanku. Jadikanlah putrimu wanita yang paling agung barakahnya dengan meringankan mahar untuknya.
Jangan pula kau pinta pesta yang mewah. Karena sesungguhnya bukan kemewahan pesta yang kami harapkan, tapi ke-khusyukan dalam ritual sekali-seumur hidup kami yang aku inginkan. Sesungguhnya Baginda Rosulullah SAW hanya menyembelih seekor kambing pada saat beliau menikahi Zainab r.a. (HR. Bukhari – Muslim).
Untuk itu aku memohon padamu, nikahkanlah aku dengan putrimu. Jadikanlah putrimu sebagai pembuka pintu rezeki untukku dan untuk rumah tangga kami. Izinkanlah kami untuk melengkapi agama kami. Usah kau khawatir, karena sesungguhnya niat kami adalah untuk mengikuti perintah Allah SWT dan menjalankan sunah Rosul-Nya.


BISMILLAHIROHMANIROHIM...